Akhir-akhir ini masyarakat dikejutkan isu beredarnya abon sapi dengan kandungan daging babi di Jawa. Siaran televisi yang menyiarkan berita mengenai hal itu di sejumlah daerah, juga membuat sebagian masyarakat Berau resah.
Untuk menjawab keresahan tersebut, Dinas Kesehatan (Diskes) Berau akan melakukan pengawasan dan pemeriksaan di sejumlah pasar dan toko. “Kami juga masih menunggu surat resmi mengenai produk-produk makanan yang dilarang beredar dari Balai Besar POM (Pengawasan Obat dan Makanan) di Samarinda,” kata Kabid Pemberantasan Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (P2PL) Diskes Eko Siswadi, Jumat (24/4) kemarin.
Eko mengatakan bahwa pihaknya belum menemukan abon atau dendeng semacam pemberitaan di televisi tersebut saat inspeksi mendadak (sidak) di sejumlah pasar dan toko beberapa waktu lalu. Namun, Diskes akan segera terjun ke lapangan kembali untuk meyakinkan masyarakat.
Badan POM telah melakukan penelitian terhadap 35 contoh dendeng dan abon yang diduga berbahan dasar daging babi dan menetapkan 5 merek positif mengandung DNA daging babi. Yaitu dendeng/abon Cap Kepala Sapi, Cap Limas, Cap ACC, Sapi Istimewa Beef Jerky Lezaaat, dan Sapi Istimewa Cap 999.
“Kami masih menunggu surat tentang penarikan dendeng sapi yang mengandung babi. Dengan adanya surat tersebut, kami bisa melakukan pemeriksaan dan langsung melakukan penarikan,” tuturnya.
Dari pantauan harian ini, sejumlah warga enggan mengonsumsi dendeng atau abon sapi sampai adanya fatwa dari Majelis Ulama Indonesia (MUI) yang menyatakan produk tersebut benar-benar halal dan aman dikonsumsi. “Masih banyak makanan lain,” kata Rina, salah satu ibu rumah tangga.
Menurut Eko, secara kasat mata tak ada perbedaan mencolok antara dendeng sapi biasa dengan dendeng babi, kecuali bila diteliti dalam laboratorium uji. Namun abon yang ditengarai mengandung daging babi ini biasanya lebih murah harganya. Hingga saat ini ada 4 merek abon yang telah diperiksa di laboratorium uji, yaitu dendeng cap Cita Rasa, Rajawali, Kembang dan Piala Mas. Dari ke 4 merek tersebut, hanya 1 merek yang dinyatakan positif mengandung DNA daging babi, yaitu abon cap Piala Mas.
“Ada baiknya setiap konsumen memperhatikan kandungan gizi untuk konsumsi makanan yang akan dibelinya. Sedangkan yang ragu-ragu karena mengganggu kesehatan, segera hindari,” ucapnya.
Untuk menjawab keresahan tersebut, Dinas Kesehatan (Diskes) Berau akan melakukan pengawasan dan pemeriksaan di sejumlah pasar dan toko. “Kami juga masih menunggu surat resmi mengenai produk-produk makanan yang dilarang beredar dari Balai Besar POM (Pengawasan Obat dan Makanan) di Samarinda,” kata Kabid Pemberantasan Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (P2PL) Diskes Eko Siswadi, Jumat (24/4) kemarin.
Eko mengatakan bahwa pihaknya belum menemukan abon atau dendeng semacam pemberitaan di televisi tersebut saat inspeksi mendadak (sidak) di sejumlah pasar dan toko beberapa waktu lalu. Namun, Diskes akan segera terjun ke lapangan kembali untuk meyakinkan masyarakat.
Badan POM telah melakukan penelitian terhadap 35 contoh dendeng dan abon yang diduga berbahan dasar daging babi dan menetapkan 5 merek positif mengandung DNA daging babi. Yaitu dendeng/abon Cap Kepala Sapi, Cap Limas, Cap ACC, Sapi Istimewa Beef Jerky Lezaaat, dan Sapi Istimewa Cap 999.
“Kami masih menunggu surat tentang penarikan dendeng sapi yang mengandung babi. Dengan adanya surat tersebut, kami bisa melakukan pemeriksaan dan langsung melakukan penarikan,” tuturnya.
Dari pantauan harian ini, sejumlah warga enggan mengonsumsi dendeng atau abon sapi sampai adanya fatwa dari Majelis Ulama Indonesia (MUI) yang menyatakan produk tersebut benar-benar halal dan aman dikonsumsi. “Masih banyak makanan lain,” kata Rina, salah satu ibu rumah tangga.
Menurut Eko, secara kasat mata tak ada perbedaan mencolok antara dendeng sapi biasa dengan dendeng babi, kecuali bila diteliti dalam laboratorium uji. Namun abon yang ditengarai mengandung daging babi ini biasanya lebih murah harganya. Hingga saat ini ada 4 merek abon yang telah diperiksa di laboratorium uji, yaitu dendeng cap Cita Rasa, Rajawali, Kembang dan Piala Mas. Dari ke 4 merek tersebut, hanya 1 merek yang dinyatakan positif mengandung DNA daging babi, yaitu abon cap Piala Mas.
“Ada baiknya setiap konsumen memperhatikan kandungan gizi untuk konsumsi makanan yang akan dibelinya. Sedangkan yang ragu-ragu karena mengganggu kesehatan, segera hindari,” ucapnya.
Comments
Post a Comment
Silahkan Masukan Komentar dangkita..
:::Cara mengirim komentar anda harus mempunyai account google atau url web/blog lainnya ( seperti wordpress, dll ).
:::Jika anda tidak memiliki account google atau url web/blog, maka anda dapat mengirimkan komentar anda dengan memilih pengguna "Anonymouse"