Dinas Perhubungan (Dishub) Kaltim bekerja sama dengan Dinas Perhubungan Berau dan Satuan Lalulintas Polres Berau melakukan uji petik berat kendaraan yang melintas di ruas jalan Labanan, Kecamatan Teluk Bayur. Ini dilakukan mengingat jalan tersebut dikabarkan sering dilalui kendaraan melebihi tonase jalan, akibatnya kondisi jalan lebih cepat mengalami kerusakan.
Uji petik yang dilakukan itu sebenarnya ditujukan kepada kendaraan pengangkut crude palm oil (CPO), namun selama lebih dari 2 jam menunggu, kendaraan CPO yang sering lalu lalang pagi dan sore hari itu, tidak kunjung terlihat melintasi jalan Labanan yang kini sudah diaspal. Diduga informasi ini sudah bocor terlebih dulu, sehingga tak satu pun truk CPO melintas.
Selain CPO, kendaraan pengangkut bahan bangunan seperti pasir dan truk pengangkut batu gunung turut menjadi sasaran, tim tersebut bergerak menuju perempatan Jalan Gatot Subroto dan Jalan Raja Alam Sei Buluh yang merupakan salah satu jalur perbatasan.
Sumartono, kordinator lapangan dari Dishub Provinsi mengatakan, uji petik kendaraan tersebut bermaksud untuk mengambil sampel beberapa kendaraan yang melintasi jalan. Pihaknya juga akan mencari penyebab gejala rusak jalan tersebut, dikarenakan selama ini masyarakat selalu berasumsi bahwa jalan rusak disebabkan karena kendaraan CPO yang melebihi tonase jalan.
"Kita sengaja langsung menyiapkan alat timbang, ini untuk langsung mengecek kendaraan yang lewat dan ditimbang langsung di jalan. Hasilnya nanti akan kita lakukan evaluasi," terangnya.
Dari hasil uji petik timbangan tersebut, akan dibandingkan dengan kir kendaraan melebihi atau tidak. Bila ada kendaraan yang melebihi kapasitas tonase jalan, pihaknya akan melakukan tindakan administrasi, guna memberikan shock therapy terhadap pemilik kendaraan tersebut, agar tidak lagi melintasi jalan bila melebihi kapasitas jalan tersebut.
Dikatakan, kapasitas jalan di wilayah Berau masuk kategori kelas 3 A, yakni hanya boleh dilalui kendaraan dengan beban maksimal 8 ton. Bila jalan tersebut dilalui kendaraan bermuatan di atas 8 ton, maka usia jalan tersebut tidak akan lama.
Menurut Sumartono, kerusakan jalan bukan semata-mata karena kendaraan yang melebihi tonase, melainkan juga disebabkan usia jalan yang sudah relatif tua. Begitupula dengan kualitas jalan,
“Bila kualitas jalan tidak baik, otomatis mempercepat rusaknya jalan,” tandasnya.
Uji petik yang dilakukan itu sebenarnya ditujukan kepada kendaraan pengangkut crude palm oil (CPO), namun selama lebih dari 2 jam menunggu, kendaraan CPO yang sering lalu lalang pagi dan sore hari itu, tidak kunjung terlihat melintasi jalan Labanan yang kini sudah diaspal. Diduga informasi ini sudah bocor terlebih dulu, sehingga tak satu pun truk CPO melintas.
Selain CPO, kendaraan pengangkut bahan bangunan seperti pasir dan truk pengangkut batu gunung turut menjadi sasaran, tim tersebut bergerak menuju perempatan Jalan Gatot Subroto dan Jalan Raja Alam Sei Buluh yang merupakan salah satu jalur perbatasan.
Sumartono, kordinator lapangan dari Dishub Provinsi mengatakan, uji petik kendaraan tersebut bermaksud untuk mengambil sampel beberapa kendaraan yang melintasi jalan. Pihaknya juga akan mencari penyebab gejala rusak jalan tersebut, dikarenakan selama ini masyarakat selalu berasumsi bahwa jalan rusak disebabkan karena kendaraan CPO yang melebihi tonase jalan.
"Kita sengaja langsung menyiapkan alat timbang, ini untuk langsung mengecek kendaraan yang lewat dan ditimbang langsung di jalan. Hasilnya nanti akan kita lakukan evaluasi," terangnya.
Dari hasil uji petik timbangan tersebut, akan dibandingkan dengan kir kendaraan melebihi atau tidak. Bila ada kendaraan yang melebihi kapasitas tonase jalan, pihaknya akan melakukan tindakan administrasi, guna memberikan shock therapy terhadap pemilik kendaraan tersebut, agar tidak lagi melintasi jalan bila melebihi kapasitas jalan tersebut.
Dikatakan, kapasitas jalan di wilayah Berau masuk kategori kelas 3 A, yakni hanya boleh dilalui kendaraan dengan beban maksimal 8 ton. Bila jalan tersebut dilalui kendaraan bermuatan di atas 8 ton, maka usia jalan tersebut tidak akan lama.
Menurut Sumartono, kerusakan jalan bukan semata-mata karena kendaraan yang melebihi tonase, melainkan juga disebabkan usia jalan yang sudah relatif tua. Begitupula dengan kualitas jalan,
“Bila kualitas jalan tidak baik, otomatis mempercepat rusaknya jalan,” tandasnya.
Comments
Post a Comment
Silahkan Masukan Komentar dangkita..
:::Cara mengirim komentar anda harus mempunyai account google atau url web/blog lainnya ( seperti wordpress, dll ).
:::Jika anda tidak memiliki account google atau url web/blog, maka anda dapat mengirimkan komentar anda dengan memilih pengguna "Anonymouse"