Setelah pembangunan pasar yang diperkirakan sekitar Maret 2009 nanti selesai, banyak hal yang harus dipikirkan. Terutama, bagaimana proses penempatan pedagang maupun pejabat yang akan ditempatkan selaku kepala pasar.
Menurut Bupati Makmur, pasar yang penghuninya ribuan tersebut, jelas memerlukan penanganan lebih profesional. Tidak mungkin dikelola secara tradisional. Dengan begitu, pedagang yang akan berjualan, juga harus memiliki pola pemikiran yang maju.
Karena itu, kata Makmur, dalam tahap awal, besar kemungkinan Pasar Induk Sei Buluh tersebut akan dikelola pihak swasta. Termasuk sistem rekrut calon penghuni, sepenuhnya akan ditangani pihak swasta. Kemungkinan, dalam pengelolaannya akan mengikuti manajamen salah satu pasar besar yang ada di Jakarta.
”Ini yang harus dijajaki,” kata Makmur.
Begitupun menurut Rapi, konsultan yang menangani proyek ini, mengaku untuk kawasan Timur Indonesia, pasar Induk Sei Buluh tersebut, menempati ranking atas. Karena itu, untuk belajar pengelolaan pasar, memang harus ke Jakarta.
”Di Makassar, pasar yang terbesar sekalipun masih lebih bagus lokasi maupun daya tampung pasar Sei Buluh,” kata Rapi.
Setelah semua berjalan lancar, Pemkab juga akan menempatkan seorang kepala pasar. Melihat wilayah kerja, kemungkinan akan diposisikan sebagai pejabat eselon III. Artinya, setidaknya ada kualifikasi khusus baik pangkat maupun pengalaman kerja. Sebab, sebagai kepala pasar, akan setingkat dengan seorang kepala bagian atau pejabat eselon III lainnya.
Gitu aja ko repot.........
ReplyDeletekatanya kabupaten berau mw ngejar target penghargaan adipura ya???hmmm, kalo gitu kelola pasar dengan sebaik2nya...
ReplyDeleteuntuk author: anak braw jga?!salam
saya sagt setuju
ReplyDelete