BLH bantah banjir disebabkan tambang

Banjir yang melanda sebagian besar kawasan di Tanjung Redeb, Minggu  (1/4) telah surut. Namun penyebab terjadinya banjir terparah selama 30 tahun terakhir itu hingga kini masih menyisakan polemik.
Sejumlah masyarakat menduga aktivitas pertambangan batu bara yang marak di daerah ini adalah salah satu faktor penyebab.
Masyarakat mengatakan, pengelolaan analisis mengenai dampak lingkungan (Amdal) sejumlah perusahaan tambang diduga tidak tepat sehingga berdampak pada banjir terparah di Berau.
Tapi analisis ini dibantah Kepala Badan Lingkungan Hidup (BLH) Berau Zulkifli. Menurutnya keliru jika disebutkan banjir terparah tersebut diakibatkan aktivitas pertambangan dan pengelolaan Amdal yang kurang tepat.
”Saya kira penyebab itu belum sampai ke sanalah (aktivitas tambang). Sebab kalau kita lihat banjir kemarin, terjadi secara menyeluruh. Memang ada laporan tanggul salah satu perusahaan jebol. Tapi setelah saya kontrol ke lapangan ternyata tidak ada. Daerah resapan air saja, sampai kini belum kita apa-apain,” ujarnya.
Dia juga mengakui dari 17 perusahaan tambang batu bara yang sudah memiliki amdal, 8 perusahaan di antaranya telah beroperasi.
Mengenai adanya sejumlah perusahaan yang diduga kurang benar dalam mengelola Amdal, Zulkifli mengatakan, dari sisi lingkungan, semuanya telah dibenahi sesuai peraturan.
Namun jika ada masyarakat yang menyebutkan bahwa pengelolaannya kurang tepat, menurutnya, perlu dilakukan cross check ke lapangan.
Sebab berkaitan dengan kegiatan pertambangan, ada dua lembaga yang memiliki kewenangan dalam hal pengawasan, yakni Dinas Pertambangan dan BLH. Seperti pengaturan masalah fit dan disposal pertambangan sesuai rencana kerja tahunan (RKT) harus dilihat di lapangan.
Karena mungkin saja pengaturan atau peletakan disposal RKT di dalamnya tidak sesuai pada tatanan yang sebenarnya sehingga menyebabkan banjir.
Menurutnya, banjir yang terjadi kemarin, mungkin saja karena drainase yang tersumbat.
Seperti diwartakan, banjir besar yang terjadi Minggu (1/4) dini hari menyebabkan sejumlah kawasan di Tanjung Redeb terendam sampai setinggi pinggang orang dewasa. Banjir tersebut diklaim terbesar yang pernah terjadi di Tanjung Redeb.

Comments