Pemkab Mimika Kagumi Pembangunan Berau

Pemerintah Kabupaten Mimika Provinsi Papua takjub melihat sektor pembangunan di Kabupaten Berau. Terutama pembangunan insfrastruktur dalam memenuhi kebutuhan masyarakat luas. “Tidak rugi kami studi banding di Berau, meskipun awalnya Kabupaten Berau bukan tujuan utama kami untuk belajar sejumlah kebijakan dalam memajukan Kabupaten Mimika,”ujar Lopiknus Fuakubun, selaku ketua tim studi banding Kabupaten Mimika saat mengunjungi sejumlah pembangunan infrastruktur berau seperti pasar tradisional, PDAM, dan PLTU Lati.

Dia mengatakan, awalnya tidak mengetahui keberadaan kabupaten Berau. Setelah mendarat di Bandara Hasanuddin Makassar, baru mengetahui dari seseorang penumpang asal Berau yang bercerita potensi sumber daya alam (SDA) Berau hampir sama dengan kabupaten Mimika. Soal pembangunannya Kabupaten Berau juga tidak kalah majunya dengan sejumlah kabupaten yang ada di Indonesia, bahkan Berau diakui lebih unggul memiliki sebuah pasar tradisional semi moderen yang terbaik di Indonesia.

“Awalnya kami hanya menuju Riau, setelah mendengar itu cerita itu, kami langsung berbalik arah menuju Kabupaten Berau,” kata Fuakubun. Selama di Berau, dia juga mengakui banyak belajar dan pengalaman menarik, terutama soal kebijakan antara eksekutif dan legislatif yang pro terhadap rakyat. Begitu juga terhadap pemanfaatan SDA yang tepat guna, sehingga membuat pembangunan di Berau meningkat pesat. Bahkan diakuinya, SDA Kabupaten Mimika lebih kaya dibandingkan Berau, Mimika memiliki tambang emas terbanyak di Indonesia. “Hasil studi banding ini akan kami presentasikan dihadapan pemerintah daerah dan DPRD Mimika, untuk meniru Berau yang sukses memenuhi kebutuhan masyarakat luas. Terutama pasar induk, PDAM, PLTU serta peraturan daerah (Perda) yang menguntungkan rakyat. Bahkan pasar tradisional Berau merupakan yang terbaik di Indonesia,”tuturnya.

Sementara itu, Asisten III Sekkab Berau Baharuddin Hasyim yang mendampingi kunjungan rombongan Pemkab Mimika itu menjelaskan, Pemkab Berau tengah menyiapkan pihak swasta dalam operasional pasar dan perawatan. “Percuma kita bangun sebegitu megah, jika perawatannya tidak memadai. Oleh karena itu, kami tengah menyiapkan pihak mana yang bakal melaksanakan operasional sehari-harinya,” ungkapnya. Selain itu, pemerintah kabupaten juga akan membina masyarakat untuk berdisiplin, bersama-sama menjaga dan merawat fasilitas-fasilitas yang telah dibangun. “Di pasar ini, kami sediakan food court dan tempat hiburan bagi keluarga. Tentu ini perlu disiplin masyarakat untuk menjaga fasilitas ini,” tuturnya.

Perlu diketahui, pasar induk yang terletak di Sei Buluh tersebut sudah terealisasi 100 persen. Seluruh fisik bangunannya baik pasar basah, pasar kering maupun plaza sudah selesai dan tinggal diresmikan pada pertengahan Oktober ini yang bertepatan pada peringatan hari jadi Berau. angunan pasar dengan luas 7,5 hektare itu dibagi dalam beberapa bagian, yaitu pasar basah dengan luas 10.532 meter persegi yang mampu menampung 1.412 pedagang.

Kemudian ada pasar kering yang luasnya 9.702 meter persegi dan mampu menampung 565 pedagang, sedangkan pembangunan plasa dengan luas 6.898 meter persegi kapasitas 52 petak pedagang. Di sudut lain ada tempat pembuangan sampah sementara yang luasnya 144 meter persegi. Bagian depan juga disiapkan lahan parkir yang mampu menampung sekira 2.000 unit kendaraan, baik roda empat roda, serta truk pengangkut barang.

Pembangunan pasar induk yang dilakukan sejak April 2007 lalu. Kontrak pengerjaannya dibagi tiga tahap, kontrak tahap pertama dianggarkan Rp 136 miliar untuk pembangunan gedung pasar basah dan pasar kering. Sedangkan tahap kedua senilai Rp 74,98 miliar untuk pembangunan foodcourt berlantai dua dengan kapasitas 52 petak, serta tahap ketiga dengan dna Rp 10 miliar untuk melangsungkan pembangunan masjid, pos jaga, pos polisi pagar, serta pembangunan toilet umum.

Comments