Mantan Bupati Berau, Drs H Masdjuni Isi Masa Pensiun, Tekuni Hobi Lama

Tak terasa, sudah hampir empat tahun Masdjuni memasuki masa pensiun, setelah sebelumnya memegang jabatan bupati Berau selama dua periode, yakni 1995 – 2000 dan periode 2000 – 2005.

Tak sulit mencari di mana Masdjuni menghabiskan masa pensiunnya. Sebuah rumah menyerupai vila di atas sebuah perbukitan di Teluk Bayur, menjadi tempat tinggalnya sekaligus menghabiskan masa purnatugasnya bersama keluarga. Rumah di atas lahan seluas 4 ribu meter persegi itu, menjadi satu-satunya bangunan yang cukup megah berada di tepi ruas jalan Tanjung Redeb – Teluk Bayur, tak jauh dari ujung landasan pacu Bandara Kalimarau – Berau.

Saat Kaltim Post bertandang ke rumahnya, Jumat (24/4) sore, suasana rumah cukup tenang. Nyaris tak ada sudut halaman rumah yang tersisa, seluruhnya ditumbuhi tanaman hijau, baik buah-buahan maupun tanaman hias. Cukup asri dan rimbun. Cukup lama menanti pemilik rumah keluar, ternyata Masdjuni baru saja tuntas menunaikan Salat Ashar.

Obrolan santai pun berlangsung di samping kediamannya, tepat menghadap kolam renang dan gazebo. Sesekali ketenangan terusik dengan suara nyaring perahu ketinting yang melintasi Sungai Segah, sungai yang mengalir di bawah perbukitan, tepat di belakang rumahnya.

Merawat tanaman di sekeliling rumah, termasuk kesibukan yang ia lakoni setiap saat. Tak hanya tanaman hias, ada pula beberapa pohon buah yang tersebar di beberapa sudut halaman rumahnya. “Kalau bisa, setiap minggu ada yang ditanam,” katanya. Menurut Masdjuni, ada sekitar 32 jenis tanaman di seputar kediamannya. “Kalau pas kebetulan ke luar kota, misalnya ke Samarinda, pasti cari tanaman yang belum ada, untuk dikembangkan di Berau. Bagus, rumah jadi hijau,” sebutnya.

Masdjuni kemudian menyampaikan, banyak hal yang ia lakukan meski tak lagi menjadi orang nomor satu di Berau. “Kegiatan apa saja, yang penting bisa menghabiskan waktu,” sebut suami dari Hj Aluh Tasriyah ini. Lebih spesifik, yang ia tekuni di usianya yang menginjak 63 tahun adalah menjalankan hobi yang sempat tersendat ketika menjadi bupati. “Hobi saya memancing, memelihara ikan dan ternak rusa,” sebut pemilik hobi motor besar ini.

Karena itu, untuk menyalukan hobinya, ia mengaku membuka areal tambak udang dan bandeng, tak jauh dari muara Sungai Berau. “Sekarang sudah mulai menghasilkan,” katanya. Tambak yang ia buat sebanyak 8 petak. Masing-masing petak, luasnya sekitar 10 hektare. Sehingga total ada 80 hektare lahan tambak yang ia kelola bersama beberapa karyawannya. Lokasinya di Lungsuran Naga, tak jauh dari lokasi pabrik pulp PT Kertas Nusantara di Mangkajang.

“Hobi ini, selain mendatangkan uang juga ada rasa menyenangkan hati. Di tambak itu, saya dibantu 4 karyawan yang tugasnya menjaga tambak. Kalau kebetulan laut gelombang besar, ya saya memancing di tambak,” sebut Masdjuni. Hobi mengelola tambak itu, menurut Masdjuni, cukup menyita waktu dan perhatian. “Meski hobi, ternyata untuk mengelolanya harus serius dan harus ditekuni, sambil belajar,” imbuh ayah dari Erli Irianti dan Dewi Khaerani ini. Ia bersyukur, hasil dari tambak itu bisa menggaji karyawan dan cukup untuk membeli sarana produksi dan mambantu keuangan di rumah.

Hobi memancing juga tak pernah ia tinggalkan. Setiap ada waktu, ia selalu bertolak ke kampung halamannya di Pulau Derawan. Di pulau wisata itu, ia selalu memancing ke tengah laut. Di pulau itu, Masdjuni kini juga sudah memiliki cafe dan cottage yang ia sewakan pada pengunjung yang ingin berwisata. Cafe dan cottage itu dikelola 12 karyawannya. “Alhamdulillah sudah berjalan dan bisa membuka lapangan kerja. Fasilitas itu untuk mendukung pengunjung yang ingin santai di Derawan,” sambungnya. Dari 20 kamar yang ada di cottage itu, setiap akhir pekan selalu dipenuhi wisatawan lokal. “Setiap akhir pekan selalu penuh. Kadang dipakai rombongan Pemprov Kaltim, atau rombongan Pemkab Berau,” sebutnya. Bahkan rombongan dari daerah lain seperti Bulungan, Malinau, dan Nunukan, juga kerap memilih tinggal di cottage milik Masdjuni.

“Saya bersyukur, Pulau Derawan benar-benar menjadi daerah tujuan wisata,” katanya. Ia kemudian mengingat, ketika menjadi bupati, ia pula yang pertama kali mengembangkan pulau itu menjadi pulau tujuan wisata andalan Kaltim.

Hal lain yang ia lakukan adalah membuka kebun dan peternakan rusa. Ternak rusa itu ia kembangkan di Desa Bangun. “Beberapa rusa yang berhasil dikembangkan, ada yang disumbangkan ke beberapa pondok pesantren untuk kembali dikembangkan. Sehingga sebagian hasilnya juga bisa dinikmati warga pondok pesantren,” sebutnya.

Sementara untuk kebun, ia kembangkan di beberapa lokasi, seperti di Desa Limunjan, Desa Bangun dan Desa Suaran. Kebun buah-buahan itu diharapkan bisa dinikmati hasilnya tiga tahun mendatang. “Di kebun itu ada pohon durian. Total luas kebun 3 hektare. Berkebun juga asyik. Mudah-mudahan nanti bisa menikmati hasilnya,” sebutnya.

Selain buah, ia juga mengaku membuka kebun karet bersama kelompok tani di Labanan, dengan luas 25 hektare. “Kebun karet itu sudah berjalan 1 tahun. Ini sekaligus ikut menyukseskan program penghijauan di Berau,” sebutnya. Semua kegiatan itu, menurut Masdjuni juga sangat efektif untuk menjaga kesehatan dan kebugaran tubuhnya. Meski enam cincin sudah terpasang di pembuluh darah jantungnya, namun berbagai kesibukan itu membuatnya tetap semangat menjalani hidup.

“Prinsipnya, kalau pensiun jangan cuma tinggal di rumah. Banyak sekali kegiatan yang bisa dilakukan. Cari hobi dan kesenangan yang bisa menyita waktu saat pension,” pesannya.

Comments