Tiga Bulan, 4 Pasien Meninggal

Kawasan Sei Bedungun di Tanjung Redeb menjadi pusat perhatian Dinas Kesehatan Berau. Di wilayah itu, dilakukan pengasapan (fogging) untuk memberantas nyamuk penyebab demam berdarah dengue (DBD). Pasalnya, enam warga di kawasan tersebut dirawat di RSUD Abdul Rivai Tanjung Redeb akibat DBD. Untuk menghindari meluasnya penularan DBD, Dinas Kesehatan menurunkan 3 unit alat pengasapan di kawasan padat penduduk itu.

Menurut catatan RSUD Abdul Rivai, Januari lalu pasien DBD tercatat 43 pasien yang dirawat inap, dan dari jumlah itu 4 pasien meninggal dunia. Sedangkan di Februari sebanyak 29 pasien serta Maret 11 aasien.

Kendati angka pasien yang dirawat itu menunjukkan penurunan, namun wabah DBD ini patut diwaspadai. Pasalnya di musim penghujan ini diyakini wabah DBD akan terus menyerang warga. Meninggalnya pasien DBD itu melengkapi catatan pada 2008 lalu, di mana DBD menjangkiti 249 pasien, 6 di antaranya meninggal dunia.

Asmuransyah, pegawai Dinas Kesehatan yang melaksanakan pengasapan menyampaikan, ini merupakan langkah antisipasi meluasnya DBD. Dia menduga penyebaran DBD yang menyerang warga itu tidak hanya akibat kondisi lingkungan yang buruk, namun nyamuk DBD itu hidup dan berkembang biak pada tempat-tempat penampungan air bersih. Seperti bak mandi atau bak WC, kaleng, dan ban bekas. Dia juga berpesan kepada warga harus mengenali gejala awal penyakit DBD, seperti halnya mengalami demam tinggi lebih dari 2 hari segera periksakan ke dokter, dengan tetap memberikan cairan yang cukup dan obat penurun panas.

Apabila sewaktu-waktu dijumpai tanda kegawatan tampak lemas, badan dingin terutama tangan dan kaki, muntah terus menerus, kejang, mimisan, perdarahan lain. Segera anak dibawa ke rumah sakit. “Jangan sampai parah baru ada tindakan, hal itu yang menyebabkan kematian kepada si penderita,” tegasnya.

Dikatakan, penyakit yang mematikan itu ternyata tidak hanya menyerang sebagian besar anak-anak berusia 4-9 tahun, juga menimpa sedikitnya 32 pasien dewasa. Bahkan juga pernah seorang dokter kandungan di RSUD A Rifai turut dirawat akibat terserang penyakit itu.
Sebelumnya, Bupati Berau Makmur HAPK mengimbau masyarakat perang melawan DBD, dengan cara memutus jaringan atau mata rantai tempat berkembangnya nyamuk aedes aegypti dan membunuh jentiknya. Salah satu caranya, melakukan aksi kebersihan setiap pekan serta membudidayakan kembali kerja bakti di seluruh lingkungan.
Camat, lurah dan RT juga diminta aktif mengkoordinir warganya untuk membesihkan lingkungan. Penyuluhan juga dinilai efektif menjadi solusi mengantisipasi mewabahnya DBD. Pasalnya berjatuhannya korban akibat DBD, juga disebabkan masih kurangnya pengetahuan warga untuk mengenali gejala DBD. Akibatnya warga yang mengalami panas tinggi beberapa hari tidak mengetahui jika telah menderita DBD, sehingga penderita sudah terlambat ditangani.

Comments