Kepala Dinas Pendidikan Berau Rohaini menekankan kepada sekolah untuk menghidupkan kembali perpustakaan sekolah. Pihak sekolah tidak boleh beralasan minim koleksi buku, sebab buku untuk koleksi perpustakaan sudah banyak. Pemerintah telah memprogramkan buku untuk bantuan sekolah. “Perpustakaan sekolah jangan dijadikan tempat merumpi, harus diterapkan tata tertib bagi pengunjung perpustakaan,” tegasnya.Dihidupkannya kembali perpustakaan sekolah dimaksudkan untuk meningkatkan minat belajar siswa dan mengarah pada peningakatan kualitas bagi pelajar. Apalagi dalam waktu dekat sejumlah siswa akan menghadapi Ujian Nasional (UN), mereka sangat membutuhkan referensi dalam menunjang pembelajaran. Rohaini mengatakan, koleksi buku perpustakaan sekolah harus lebih banyak buku yang mengarah di bidang pendidikan, dibandingkan koleksi buku umum, dengan perbandingan 70 : 30. Perpustakaan sekolah bukanlah seperti perpustakaan umum, dituntut memperbanyak koleksi buku dunia pendidikan.
Menurut Rohaini, kampanye membaca harus terus disuarakan. Membaca untuk memahami seluk beluk ilmu pengetahuan yang berguna bagi diri, masyarakat dan bangsa. “Orang yang anti terhadap buku bacaan, percayalah tidak memiliki pengetahuan dalam hidupnya,” tegasnya. Pribadi yang cerdas dan berwawasan luas hanya dimiliki mereka yang mau belajar dan rajin membaca. Buku adalah kunci yang membuka cakrawala pengetahuan. Membaca buku harus menjadi tradisi yang kuat di daerah ini. Diakui, jumlah buta aksara di berau terus tertekan. Dari jumlah penduduk 160 ribu jiwa, tidak sampai 100 orang yang tidak bisa membaca, itupun warga pedalaman yang rata-rata berusia lebih dari 50 tahun.
Khusus untuk perpustakaan sekolah, Disdik berencana memberikan penghargaan kepada pengelola perupustakaan sekolah terbaik, baik yang berdasarkan banyaknya jumlah kunjungan maupun kelengkapan koleksi buku hingga penataan ruang perpustakaan yang rapi.
“Bagi yang terbaik, Disdik menyediakan dana pembinaan,” sahut Rohaini.
Menurut Rohaini, kampanye membaca harus terus disuarakan. Membaca untuk memahami seluk beluk ilmu pengetahuan yang berguna bagi diri, masyarakat dan bangsa. “Orang yang anti terhadap buku bacaan, percayalah tidak memiliki pengetahuan dalam hidupnya,” tegasnya. Pribadi yang cerdas dan berwawasan luas hanya dimiliki mereka yang mau belajar dan rajin membaca. Buku adalah kunci yang membuka cakrawala pengetahuan. Membaca buku harus menjadi tradisi yang kuat di daerah ini. Diakui, jumlah buta aksara di berau terus tertekan. Dari jumlah penduduk 160 ribu jiwa, tidak sampai 100 orang yang tidak bisa membaca, itupun warga pedalaman yang rata-rata berusia lebih dari 50 tahun.
Khusus untuk perpustakaan sekolah, Disdik berencana memberikan penghargaan kepada pengelola perupustakaan sekolah terbaik, baik yang berdasarkan banyaknya jumlah kunjungan maupun kelengkapan koleksi buku hingga penataan ruang perpustakaan yang rapi.
“Bagi yang terbaik, Disdik menyediakan dana pembinaan,” sahut Rohaini.
Assalamu'alaikum.wr.wb
ReplyDeleteSaya setuju sekali dengan motivasi dari ibu Rohaini, membaca itu jendela dunia, dengan membaca maka akan banyak ilmu yang kita dapatkan. Dengan ilmu kita tidak akan tersesat kejalan yang salah, lebih-lebih dengan ilmu agama.Rasulullah bersabda : apabila Allah swt menginginkan kebaikan bagi seseorang maka dia diberi pendalaman dalam ilmu agama. Sesungguhnya memperoleh ilmu hanya dengan belajar ( HR.Bukhori)
wassalamu'alaikum.wr.wb