Mei, Pasar Baddit Dipattung Bisa Difungsikan

Penyelesaian pembangunan Pasar Baddit Dipattung di Sei Buluh dipercepat satu bulan hari dari target kontrak pada akhir Mei mendatang. Pasar tradisional berkonsep modern yang dikerjakan PT Total Bangun Persada itu, tinggal merealisasikan pembangunan foodcourt yang sudah terealisasi 85 persen.

“Kami upayakan pembangunan ini selesai sebelum jadwal kontrak yang ditentukan. Insyah Allah pertengahan April, foodcourt terealisasi,” ungkap Site Manajer PT Total Bangun Persada Asep Nasruddin.

Bangunan pasar dengan luas 3 hektare dari luas lahan 7 hektare itu dibagi dalam beberapa bagian. Yakni pasar basah dengan luas 10.532 meter persegi yang mampu menampung 1.338 pedagang. Kemudian ada pasar kering yang dengan luas 9.702 meter persegi dan mampu menampung 585 pedagang. Di sudut lain ada tempat pembuangan sampah sementara yang luasnya 144 m2.

Sementara pada bagian foodcourt dengan luas 6.898 meter persegi yang saat ini masih dalam penyelesaian. Bagian depan juga disiapkan lahan parkir yang mampu menampung hampir duaribu kendaraan, baik roda empat roda, serta truk pengangkut barang. Saat ini Total masih mengerjakan pembangunan kontrak tambahan, yakni pembangunan masjid dan pagar yang ditargetkan selesai akhir April. Sedangkan awal Mei mendatang, seluruh bangunan pasar tuntas 100 persen.

Soal kapan pasar itu bisa diresmikan, Asep mengatakan, hal itu tergantung pemerintah daerah, pada prinsipnya akhir Mei bangunan pasar siap difungsikan. Dikatakan, pembangunan pasar Baddit Dipattung ini sejak April 2007 lalu. Kontrak pengerjaannya dibagi dua tahap, tahap pertama Rp 136 miliar untuk pembangunan gedung pasar basah dan pasar kering. Sedangkan tahap kedua senilai Rp 74,98 miliar untuk pembangunan foodcourt berlantai dua dengan kapasitas 52 petak dan masjid serta pagar.

Pasar yang diakui termegah di utara Kaltim itu juga telah difasilitasi air bersih dari Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) dan telepon. Hanya saja pasar tersebut belum dialiri listrik.

Pasar ini membutuhkan daya listrik sebesar 800 kilowatt (KW), untuk menunjang berbagai fasilitas kenyaman bagi pedagang dan konsumen. Salah satunya untuk menggerakkan eskalator dan penerangan petak pedagang.

“Saya sudah membuat surat kepada Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) kapan listrik bisa dikoneksikan. Pasalnya genset yang tersedia 250 KW, tidak mampu mem-back up kebutuhan listrik pasar sebesar 800 KW. Genset itu disediakan untuk mengatasi jika listrik PLN padam,” jelas Asep.

Dipercepatnya pembangunan pasar ini, Asep menjamin tetap mengedepankan kualitas bangunan. Hal itu merupakan tuntutan bagi perusahaan yang menyandang predikat Standar Nasional Indonesia ini.

Comments