Dalam Rapat Koordinasi (Rakor) Bupati dan Wali Kota se-Kaltim 2009 di Lamin Etam, Samarinda, kemarin, Gubernur Kaltim Awang Faroek Ishak meminta agar wisata bahari Berau masuk dalam Rencana Jangka Panjang dan Menengah (RJPM) pembangunan sektor wisata di Kaltim.
Kepala Bagian Humas Pemkab Berau Mappasikra Mappaselleng yang ikut dalam pertemuan tersebut menyampaikan, Gubernur Awang Faroek sangat kagum dengan keindahan wisata bahari di Berau. “Karena itu, pak gubernur ingin agar pengelolaan wisata bahari di Berau bisa masuk dalam rencana jangka panjang menengah untuk sektor wisata,” sebut Mappasikra.
Saran yang disampaikan gubernur, menurut Mappasikra, perlu dikembangkan potensi wisata konvensi dan wisata konferensi di Berau. “Itu tidak hanya digemari secara lokal, tapi juga nasional dan internasional,” sebut Awang seperti ditirukan Mappasikra.
Dengan begitu, siapa saja yang ingin mengadakan pertemuan bisa digelar di Pulau Derawan atau pulau lain di sekitarnya, sekaligus berwisata. Seperti yang dilakukan Komisi Pemilihan Umum Daerah (KPUD) Kaltim yang menggelar rapat kerja teknis (Rakernis) pekan lalu di Pulau Derawan. Raker yang difasilitasi Pemkab Berau itu, menurut Mappasikra, juga dipuji Gubernur Awang Faroek sebagai upaya promosi wisata yang efektif.
Dalam pertemuan dihadiri bupati dan walikota se –Kaltim itu, menurut Mappasikra, gubernur juga memuji langkah Pemkab Berau dalam hal menetapkan kawasan Pulau Kakaban sebagai kawasan konservasi pulau.
“Langkah seperti itu, menurut pak gubernur, perlu dipuji dan ditiru daerah lain. Apalagi Kakaban menjadi satu-satunya pulau dengan danau di tengahnya, dan memiliki gua yang tembus di laut,” beber Mappasikra.
Dihubungi terpisah, Bupati Berau Makmur HAPK yang mengikuti rakor di Lamin Etam itu juga membenarkan apa yang telah disampaikan Gubernur Faroek. Menurut Makmur, sejak awal Pemkab Berau memang memiliki komitmen menjaga lingkungan hidup tetap lestari.
“Khusus Pulau Kakaban, tidak kami perbolehkan ada yang tinggal di pulau itu, kecuali hanya untuk kunjungan wisata. Bahkan dulu ada perahu di tengah danau, sekarang tidak diperbolehkan lagi. Ini supaya habitat dalam danau tidak terganggu,” ujarnya. Ia kemudian berharap ada kompensasi yang didapat Pemkab Berau dari upaya menjaga kelestarian lingkungan itu. Apalagi gugusan pulau-pulau di wilayah Berau itu umumnya juga memiliki potensi wisata bahari andalan dan menjadi warisan dunia. “Kami bersyukur kalau pak gubernur juga memberikan perhatian lebih besar dalam menjaga pulau-pulau di Berau,” pungkasnya.
Kepala Bagian Humas Pemkab Berau Mappasikra Mappaselleng yang ikut dalam pertemuan tersebut menyampaikan, Gubernur Awang Faroek sangat kagum dengan keindahan wisata bahari di Berau. “Karena itu, pak gubernur ingin agar pengelolaan wisata bahari di Berau bisa masuk dalam rencana jangka panjang menengah untuk sektor wisata,” sebut Mappasikra.
Saran yang disampaikan gubernur, menurut Mappasikra, perlu dikembangkan potensi wisata konvensi dan wisata konferensi di Berau. “Itu tidak hanya digemari secara lokal, tapi juga nasional dan internasional,” sebut Awang seperti ditirukan Mappasikra.
Dengan begitu, siapa saja yang ingin mengadakan pertemuan bisa digelar di Pulau Derawan atau pulau lain di sekitarnya, sekaligus berwisata. Seperti yang dilakukan Komisi Pemilihan Umum Daerah (KPUD) Kaltim yang menggelar rapat kerja teknis (Rakernis) pekan lalu di Pulau Derawan. Raker yang difasilitasi Pemkab Berau itu, menurut Mappasikra, juga dipuji Gubernur Awang Faroek sebagai upaya promosi wisata yang efektif.
Dalam pertemuan dihadiri bupati dan walikota se –Kaltim itu, menurut Mappasikra, gubernur juga memuji langkah Pemkab Berau dalam hal menetapkan kawasan Pulau Kakaban sebagai kawasan konservasi pulau.
“Langkah seperti itu, menurut pak gubernur, perlu dipuji dan ditiru daerah lain. Apalagi Kakaban menjadi satu-satunya pulau dengan danau di tengahnya, dan memiliki gua yang tembus di laut,” beber Mappasikra.
Dihubungi terpisah, Bupati Berau Makmur HAPK yang mengikuti rakor di Lamin Etam itu juga membenarkan apa yang telah disampaikan Gubernur Faroek. Menurut Makmur, sejak awal Pemkab Berau memang memiliki komitmen menjaga lingkungan hidup tetap lestari.
“Khusus Pulau Kakaban, tidak kami perbolehkan ada yang tinggal di pulau itu, kecuali hanya untuk kunjungan wisata. Bahkan dulu ada perahu di tengah danau, sekarang tidak diperbolehkan lagi. Ini supaya habitat dalam danau tidak terganggu,” ujarnya. Ia kemudian berharap ada kompensasi yang didapat Pemkab Berau dari upaya menjaga kelestarian lingkungan itu. Apalagi gugusan pulau-pulau di wilayah Berau itu umumnya juga memiliki potensi wisata bahari andalan dan menjadi warisan dunia. “Kami bersyukur kalau pak gubernur juga memberikan perhatian lebih besar dalam menjaga pulau-pulau di Berau,” pungkasnya.
Comments
Post a Comment
Silahkan Masukan Komentar dangkita..
:::Cara mengirim komentar anda harus mempunyai account google atau url web/blog lainnya ( seperti wordpress, dll ).
:::Jika anda tidak memiliki account google atau url web/blog, maka anda dapat mengirimkan komentar anda dengan memilih pengguna "Anonymouse"