Dua Dokter PTT Balik Kampung

Masa tugas tiga dokter yang berstatus pegawai tidak tetap (PTT) di wilayah pesisir pantai, berakhir. Ketiga dokter yang habis masa kontraknya itu, masing-masing, satu orang bertugas di Kecamatan Talisayan, dan dua orang bertugas di Kecamatan Pulau Derawan, yakni di Puskesmas Tanjung Batu dan Puskesmas Pulau Derawan.

Dokter yang bertugas di Puskesmas Tanjung Batu adalah Aswara. Namun, menurut Camat Pulau Derawan Zulfikar, Aswara berhasil lolos saat tes calon pegawai negeri sipil (CPNS) 2008 lalu. Kini Aswara tinggal menunggu SK menjadi abdi negara. Karena itu, Ibnu mengaku gembira dan akan menempatkan kembali Aswara ke Tanjung Batu.

Bagaimana dengan yang lainnya? “Saya kembali ke Bali,” sebut Luh Inta, dokter asal Bali yang sebelumnya bertugas di Puskesmas Talisayan. Untungnya di Puskesmas Talisayan, Luh Inta tak bekerja sendirian. Ada dokter Wiwin, kepala Puskesmas yang juga melayani warga Talisayan. Karena itu, jika Luh Iinta kembali ke Bali, dokter Wiwin masih bisa memberikan layanan yang sama.

Kondisi itu berbeda dengan Pulau Derawan. Di pulau wisata itu, dokter yang bertugas di puskesmas setempat hanya satu orang, yakni, Hilmi Muhammad. Pria asal Bantul - Jogjakarta ini mengakui, sebenarnya sudah kepincut dengan keindahan pulau wisata, tempatnya bertugas. Ia pun mengaku tidak merasa sedang bertugas di daerah terpencil, karena semua fasilitas cukup memadai.

“Tapi masalahnya, istri saya tidak mau diajak ke sini. Karena itu, saya pulang ke Jogjakarta,” ujarnya.

Hilmi menyampaikan, kalau pun harus menetap, kemungkinan ia pilih di Samarinda, karena lebih dekat jika ingin kembali ke Jogjakarta.

Malam sebelumnya, para dokter ini mengadakan perpisahan sesama rekannya di Kafe Singkuang Tanjung Redeb. Sebenarnya mereka berharap bisa berpamitan dengan Bupati Berau Makmur HAPK. Namun Bupati Makmur sedang berada di Balikpapan, sehingga tidak bisa bertemu.

Sekretaris Kabupaten Berau Ibnu Sina Asyari mengakui, berakhirnya masa tugas dokter PTT itu tak urung membuat pemerintah setempat kelimpungan mencari dokter pengganti. Apalagi di beberapa tempat, dokter PTT itu menjadi satu-satunya dokter yang bertugas di kecamatan.

Sumber : Kaltimpost

Comments