Duka Mendalam Iringi Kepergian Abdul Rahim

Sejak Ketua DPRD Berau Abdul Rahim dikabarkan tutup usia Senin (9/2) pukul 17.00 Wita di RS Haji Darjad Samarinda, di rumah dinas ketua DPRD Berau Jalan Ramania II Tanjung Redeb terlihat kesibukan untuk melakukan penyambutan jenazah. Selain salat berjemaah dan doa bersama, juga disiapkan tenda dan kursi untuk pelayat. Karangan bunga duka cita pun mulai berdatangan.

Sementara, meski malam itu Bupati Berau Makmur HAPK harus melepas peserta pawai lampion dalam rangka perayaan Cap Go Meh di rumah dinasnya, namun telepon selulernya tak pernah lepas dari genggaman, memantau bawahannya untuk mempersiapkan segala sesuatunya, terkait pengiriman jenazah dan keluarga almarhum Abdul Rahim dari Samarinda ke Berau.

“Kalau perlu carter pesawat, tolong semuanya diatur dengan baik,” pinta Bupati Makmur dari telepon genggam pada bawahannya di Samarinda.

Selasa (10/2) kemarin, sejak pagi hari di Bandara Kalimarau Berau juga sudah terlihat kesibukan penyambutan jenazah. Selain dua bus untuk rombongan, juga disiapkan mobil ambulans milik RSUD Abdul Rivai Tanjung Redeb untuk mengangkut jenazah.

Begitu pesawat Cassa milik maskapai penerbangan Nuansa Buana Angkasa (NBA) dengan register PK–TLE mendarat di Bandara Kalimarau Berau, tangisan para kerabat almarhum yang menanti sejak pagi tak bisa terbentung. Saat pintu pesawat terbuka, satu persatu keluarga almarhum yang mengiringi jenazah dari Samarinda, menuruni tangga pesawat. Terlihat kakak almarhum Muhammad Amin beserta istrinya, ada pula beberapa keponakan almarhum. Selain itu, istri almarhum Hendry Susanti yang sedang mengandung 3 bulan juga menuruni tangga pesawat dengan lemas. Ia pun sempat terhuyung dan segera diamankan keluarga lainnya, dipapah menuju kendaraan.

Sejurus kemudian, peti jenazah dikeluarkan perlahan oleh petugas Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) setelah dilakukan upacara penghormatan. Begitu peti jenazah terlihat, tangisan keluarga kerabat semakin tak terkendali. Beberapa di antaranya dengan duka mendalam terlihat histeris, meratapi kepergian almarhum yang terlahir di Ulingan, 21 Juni 1966.

Dengan pengawalan ketat, jenazah ketua Partai Bintang Reformasi yang menduduki kursi ketua DPRD Berau sejak 11 Juli 2006 itu dibawa ke rumah dinas ketua DPRD di Jalan Ramania II Tanjung Redeb. Tiba di rumah dinas, jenazah juga disambut isak tangis keluarga. Praktis, ruang tengah rumah dinas itu penuh sesak oleh pelayat. Masing-masing berebut ingin melihat jenazah. Dari ruang tengah, peti jenazah dipindahkan ke teras rumah untuk dilakukan serah terima jenazah dari Pemkab Berau pada keluarga almarhum.

Wakil Ketua DPRD Berau Kamrani Umar tak mampu membendung kesedihannya ketika menyampaikan sambutan mewakili jajaran DPRD Berau. “Almarhum adalah pemimpin yang baik. Meski saya lebih tua, dia yang lebih muda ternyata bisa menjadi pemimpin yang mempersatukan semua unsur di DPRD,” sebutnya.

Kamrani mengharapkan seluruh masyarakat Berau tidak mengembangkan isu tidak jelas terhadap meninggalnya sejumlah wakil rakyat di DPRD Berau. “Hidup matinya seseorang itu sudah menjadi takdir dari Allah SWT, dan tidak ada satupun yang mampu mengetahui kapan dan dimana meninggalnya seseorang,” sebutnya. Sudah empat anggota DPRD Berau periode 1999-2004 yang wafat, yakni Sukri Hasan, Supardi AL, Aing Apuy, Ibrahim dan terakhir Abdul Rahim. “Semua itu sudah takdir, dan tidak ada mitos-mitos lainnya yang menghampiri kepergian mereka,” tegasnya. Kamrani berharap, warga Berau ikut serta mendoakan kepergian almarhum, doa itu akan mengantar ketentraman bagi Abdul Rahim serta wakil rakyat yang telah wafat.

Begitu juga Bupati Berau Makmur HAPK, saat menyerahkan jenazah almarhum, menyampaikan pidatonya dengan terbata-bata dan wajah penuh kesedihan. “Saya kehilangan sosok, teman dan sahabat yang baik,” ucapnya. Mewakili keluarga almarhum, Wakil Ketua DPRD Berau Muharram juga menyampaikan permohonan maaf almarhum pada seluruh undangan yang hadir, bila semasa hidupnya, almarhum memiliki kesalahan baik disengaja atau tidak.

Sebelum dikebumikan di Pemakaman Muslimin Jalan Durian III Tanjung Redeb, jenazah disalatkan di Masjid Agung Baitul Hikmah Tanjung Redeb, usai salat zuhur. Di pemakaman, putri pertama almarhum Haura Nabila Rahadul Aisyi yang baru berusia 4 tahun, sudah terlihat bersama keluarga lainnya, menanti jenazah ayahnya. Sembari memeluk foto ayahnya, Oya, sapaan akrab Haura, bermain-main di atas pusara neneknya Apas, yang akan bersebelahan dengan makam ayahnya. “Nenek tidur di sini, ayah nanti juga tidur di sini,” ucap bocah polos ini. Ia pun sempat menyanyi lagu Topi Saya Bundar sembari memperhatikan foto ayahnya, sembari dipangku kakak sepupunya Rositawati Aisyiyah. Lagu itu memang kerap dinyanyikan Oya di hadapan ayahnya, menjelang tidur malam.

Proses pemakaman berlangsung cepat. Selain keluarga almarhum di Berau, beberapa kerabatnya dari Samarinda juga terlihat. Sebelum meninggalkan pusara untuk terakhir kalinya, secara bergantian seluruh keluarga almarhum menaburkan bunga di atas makam Abdul Rahim.

dari Kaltimpost

Comments