Peringatan Hari Ibu ke 80 tahun 2008

hri-bundaBangsa yang besar adalah bangsa yang menghormati jasa para pahlawannya. Hal itu pulalah yang dilakukan panitia Hari Ibu ke-80 di Berau.


Minggu (21/12), panitia Hari Ibu melakukan ziarah ke Taman Makam Pahlawan (TMP) Wijaya Kesuma, dilanjutkan dengan mengunjungi pasien di RSUD Abdul Rivai dan membagi-bagikan bingkisan kepada pasien yang kurang mampu.


Ketua TP PKK Berau Hj Seri Marawiah Makmur mengatakan, rangkaian kegiatan yang dilakukan pihaknya dalam memperingati Hari Ibu tahun ini adalah sebagai momen untuk bagaimana mensyukuri nikmat yang telah diberikan oleh Allah SWT.


Kegiatan tersebut juga diharapkannya mampu meningkatkan semangat kaum ibu, agar aktif berpartisipasi dalam mengisi kemerdekaan. Paling tidak, kata dia, kaum ibu mampu memahami dan meneladani semangat juang dan pengorbanan yang diberikan para pahlawan.


Dia juga mengatakan, dalam momen peringatan Hari Ibu, jangan hanya dijadikan acara seremonial. Namun, harus dimanfaatkan untuk berbagi kepada sesama melalui kegiatan sosial, baik donor darah, memberikan santunan kepada warga miskin, meningkatkan kesadaran ibu tentang arti kesehatan dan kebersihan lingkungan serta dijadikan sebagai ajang silaturahmi antar sesama kaum ibu.


“Ini merupakan kepedulian kami kepada kaum perempuan khususnya dan kaum pria. Terutama bagi mereka yang kurang mampu,” kata Seri Marawiah.


Istri bupati Berau ini juga menambahkan, kunjungan panitia Hari Ibu ke rumah sakit juga untuk memotivasi mereka yang saat ini masih dirawat. “Agar mereka cepat sembuh dan tetap semangat,” cetusnya.


“Kami juga menyampaikan kepada mereka, bahwa kami tidak bisa mengobati tapi kami hanya memberikan motivasi bagaimana berperilaku hidup bersih dan sehat. Karena tidak berperilaku hidup sehat merupakan penyebab penyakit datang, disamping penyebab lainnya,” terang Seri Marawiah.


Tapi apakah PKK telah melakukan pembinaan-pembinaan kepada masyarakat tentang bagaimana perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS)? Menurut Seri Marawiah, PKK telah menyampaikan PHBS itu kepada masyarakat. Bahkan dengan bantuan organisasi wanita lainnya, sosialisasi PHBS tersebut telah dilakukan hingga ke kampung-kampung.


“Mereka (masyarakat, Red) sebenarnya mengerti PHBS. Namun, karena masyarakat tersebut banyak yang pendatang dan hidup apa adanya. PHBS pun masih belum terlaksana,” ujarnya.


Dikatakannya lebih lanjut, kaum perempuan harusnya tidak hanya menjadi pengguna hasil pembangunan, namun juga ikut berperan melaksanakan dan berpartisipasi di segenap aspek pembangunan. Dengan begitu, berarti kaum ibuu ikut serta dalam proses pengambilan keputusan membentuk keluarga, masyarakat, bangsa dan negara.


“Karena perempuan dengan posisinya lebih dekat dengan keluarga dan telah menggunakan sebagian besar waktunya untuk keluarga, anak dan orang tua,” ujarnya.

Comments