Si Buruk Rupa yang Baik Hati

Nun jauh di sebuah desa yang bernama Gn.Tabur hiduplah seorang pemuda yang bernama Si Sarrik tapi nasib kurang baik karena dia yatim piatu sejak kecil dan memiliki wajah buruk rupa tetapi berbeda dengan hatinya yang suka menolong dan selalu ramah terhadap semua orang. karena melihat kondisinya itu segala kebaikan-kebaikan yang di lakukan Si Sarrik tidak dianggap hanya sebagian masyarakat yang peduli, sehingga masyarakat bersepakat untuk mengusirnya jauh kehutan.



Akhirnya dengan berat hati Si Sarrik pergi juga kehutan yang kondisi hutannya sangat gersang karena banyak yang sudah di tebang masyarakat untuk bangunan rumah. untuk menghilangkan kebosanannya setiap hari si sarrik mengambil anakan pohon dari alam untuk di tanam di lokasi yang gersang. Dia juga membuat kebun kecil untuk mendapatkan kebutuhan hidupnya. untuk mengilangkan rasa sepinya biasanya Si Sarrik bermain dengan binatang Hutan seperti burung, kancil.

setelah 5 tahun berjalan Kondisi Hutan yang dulunya gersang kini menjadi rindang, kehidupan yang begitu alami kicauan burung pada pagi hari membangkitkan semangat hidup. Sudah sekian lama di dalam hutan muncul juga rasa rindunya untuk melihat kampung halamannya. Hari berganti hari, jauhnya jalan dilewati, hutan-hutan di terobosi tanpa rasa lelah, tetapi ketika memasuki wilayah desanya ternyata sudah banyak perubahan. Kondisi desa yang sangat panas, disejauh mata memandang hanya tanah kosong dan gersang. akhirnya sampai juga Si Sarrik di Desa Kelahirannya, kondisinya juga ternyata tidak jauh berbeda dengan sebelumnya.

Sementara itu di sebuah Kerajaan Berau yang tidak jauh dari Desa Gn. Tabur sedang mengadakan sayembara. Sayembara ini di buat karena kondisi kerajaan yang Gersang dan Panas sehingga membuat Raja dan Penghuni Kerajaan tidak nyaman untuk tidur, dan juga sering kali terjadi bencana banjir, panen sering gagal karena serbuan babi hutan. Sayembara yang berhadiah uang ini banyak menarik pemburu hadiah dari negeri seberang.

Kabar adanya sayembara tersebut akhirnya terdengar juga di telinga Si Sarrik, mendengar hal tersebut timbul keinginannya untuk membantu kerajaan. Sesampai di istana kerajaan Si Sarrik ternyata bukan urutan pertama ternyata sudah banyak yang ikut mendaftar bahkan Si Sarrik di cemoohkan dan di cela peserta yang lain karena kondisinya.

Para peserta mulai beraksi satu persatu menunjukkan kemampuannya, ada menggunakan tenaga mistik seperti memanggil roh halus, ada yang mengusulkan untuk membuat bendungan, ada yang mengusulkan pembuatan kolam, tetapi semuanya berakhir dengan penolakan karena kondisi keuangan kerajaan yang sudah menipis karena panen gagal beberapa tahun yang lalu.

Tiba giliran Si Sarrik dia mengusulkan agar di lakukan penanaman di daerah yang gersang akibat penebangan pohon, usulan trsebut akhirnya do rembukkan dengan materi istana. keputusannya usulan tersebut di sepakati dengan syarat bahwa penanaman tersebut harus di pimpin oleh Si Sarrik. Pada hari itu juga pengumuman di umumkan ke seluruh negeri sampai kampung halaman Si Sarrik, Dengan pengalaman yang telah di dapatkannya dengan bekerjasam dengan masyarakat bahu-menbahu melakukan penanaman. dan kini masyarakat mulai menghormati Si Sarrik.

dan akhirnya kondisi negeri dan istana mulai tenang dan tentram. Si Sarrik di angkat menjadi Meteri Kesejahteraan Rakyat.

Makna yang terkandung dalamcerita ini
1.Sifat Yang suka menolong

2.Keiklasah akan membawa kebahagiaan

3.Pengalaman adalah guru terbaik

4.Jiwa kerjakeras

5.Rimbawan

dari Basusuran ( aji gunung tabur )

Comments

  1. Sy rasa ceritanya banyak memberikan pelajaran berharga terutama pd saat skrng ini dimana banyak hutan pada diekporasi untuk kepentingan beberapa pihak tanpa memikirkan dampaknya bagi anak cucu kita kelak.

    ReplyDelete

Post a Comment

Silahkan Masukan Komentar dangkita..

:::Cara mengirim komentar anda harus mempunyai account google atau url web/blog lainnya ( seperti wordpress, dll ).
:::Jika anda tidak memiliki account google atau url web/blog, maka anda dapat mengirimkan komentar anda dengan memilih pengguna "Anonymouse"