Oktober Ini, Sudah 50 Orang Dirawat di RSUD

Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) kembali mewabah di sejumlah kecamatan di Berau. Bukan hanya anak-anak yang terkena penyakit ini. Orang dewasa juga terkena penyakit akibat gigitan nyamuk aedes aegipty ini. Bahkan dari sekian banyak pasien, salah satu di antaranya adalah Alit, dokter spesialis kandungan yang bertugas di RSUD Berau. Ia juga terbaring selama 2 hari di RSUD Abdul Rifai, karena terserang DBD.


Penyebab utama merebaknya penyakit DBD ini, tidak lain dikarenakan masih kurangnya kesadaran warga untuk melakukan pembersihan di sekitar rumahnya, terutama sampah-sampah tempat di mana nyamuk aedes aegepety ini dapat berkembang biak.


Di kompleks perumahan dokter yang ada di Pulau Panjang, misalnya, dari luar terlihat bersih akan tetap ketika memasuki perumahan terlihat banyaknya sampah yang bisa jadi tempat berdarangnya nyamuk aedes aegipty.


“Sudah dua hari ini saya dirawat di rumah sakit karena sakit DBD,” jelas dr Alit.


Menurutnya saat ini kondisi badannya sudah mulai membaik dan suhu panas badannya mulai turun. Ia berharap agar masyarakat waspada dengan penyakit DBD ini. Karena saat ini penyakit DBD ini sudah mulai berjangkit lagi, terutama cuaca yang saat ini tidak menentu.


Dari pendataan yang dilakukan Minggu (19/10) di RSUD Abdul Rifai, jumlah pasien DBD yang mendapatkan perawatan, baik itu di ruangan anak, ruang Crisen, maupun Dahlia, sekitar 50 orang selama bulan Oktober ini. Di ruangan anak sendiri pasien DBD mencapai 26 orang, sehingga ruangan anak penuh dan sebagian pasien terpaksa dititipkan di ruangan unit gawat darurat (UGD) sambil menunggu adanya pasien yang pulang.


Menurut Krisna, petugas jaga di ruangan anak, semua pasein yang terkena yang paling banyak adalah dari Kecamatan Sambliung, menyusul Tanjung Redeb, Gunung Tabur, dan Teluk Bayur. Sedangkan sisanya berada di kecamatan lain, yakni, Kelay, Segah, Biduk-Biduk, Biatan, Tabalar, Batu Putih, dan Talisayan.


“Kami beberapa malam ini sempat kewalahan menangani pasien DBD. Hal ini dikarenakan petugas malam yang melakukan penjagaan di ruangan anak hanya dua orang, sehingga terpaksa meminta bantuan petugas lainnya yang ada di ruangan UGD untuk penanganan pertama,” ujarnya.

Comments