Pasokan Elpiji Minim

PERSEDIAAN elpiji mulai menipis dan menjurus langka di Berau. Akibatnya, para ibu rumah tangga dan pengusaha warung mulai resah. Banyaknya jumlah permintaan gas elpiji itu tidak hanya di kalangan masyarakat, namun permintaan terus bertambah untuk memenuhui pasokan perumahan atlet PON. Distributor dan pengecer mengakui kewalahan memenuhi permintaan yang tidak seimbang dengan jatah pasokan dari Pertamina. Ini diperparah dengan keterlambatan kapal pengangkut gas dari Pertamina Balikpapan dan maraknya kabar rencana kenaikan gas elpiji Juli 2008 ini, sehingga membuat masyarakat pengguna elpiji melakukan aksi borong.


Abu, pengecer elpiji di Jl AKB Sanipa mengatakan, jumlah permintaan tidak sesuai lagi dengan jatah gas elpiji yang diberikan Pertamina. Informasi dari agen, setiap minggu daerah ini dipasok 700 tabung, jumlah ini hanya mampu mencukupi kebutuhan konsumen seminggu minggu ke depan. Sedangkan mengenai harga, Abu mengatakan belum ada kenaikan dan masih menggunakan harga eceran lama Rp 90 ribu per tabung isi 12 kilogram.


Harga gas ini juga kemungkinan akan naik mengikuti kenaikan harga BBM, namun pihaknya belum mendapatkan informasi lebih lanjut mengenai kenaikah harga gas tersebut, “jika dari Pertamina naik, otomatis harga gas elpiji dari pihak agen juga ikut naik,” ulasnya. Namun pihaknya tidak bisa memenuhi semua permintaan katering PON, sementara banyak masyarakat yang belum kebagian. Untuk memenuhi permintaan katering PON ini, dia berharap kepada intansi terkait melayangkan surat permohonan kepada Pertamina Balikpapan dalam menambah pasokan selama pelaksanaan PON. Dengan demikian, tidak menutup kemungkinan usulan penambahan pasokan bisa terpenuhi.


Minggu (29/6), di beberapa pengecer di seputaran Kota Tanjung Redeb, memang terlihat stok tabung gas elpiji yang terpampang di toko sudah sangat berkurang dibanding hari-hari sebelumnya. Stok elpiji yang mereka miliki memang sudah sangat menipis. Bahkan ada juga yang mengaku sudah 4 hari tidak lagi mendapatkan tambahan pasokan gas elpiji dari distributornya. Keadaan ini tentu saja membuat sebagian besar konsumen elpiji yang berada di Berau mengalami kesulitan, terutama para pengusaha rumah makan, penyedia jasa katering dan ibu rumah tangga yang selalu bergantung pada elpiji untuk memasak.

Comments