PENEMUAN api abadi diakui Pemkot Samarinda karena faktor ketidaksengajaan. Api itu terihat melalui satelit. Tim dari Pemkot terheran-heran karena di satu daerah ada titik api. Ada ide daerah itu dijadikan obyek wisata. Kemudian dilakukanlah survei, dan diketahui daerah tersebut bernama Bambu Kuning. Mengapa diberi nama bambu kuning ?
"Karena di sana banyak pohon bambu kuning," jawab Suparno, salah seorang warga di sekitar Sungai Tempurung. Dulu, sekitar tahun 1980-an ada seorang Ketua Kelompok Tani bernama Rusdiali. Untuk membedakan areal sawahnya dengan milik kelompok tani lain, Rusdiali menancapkan pohon bambu kuning di sana. "Sampai akhirnya banyak seperti sekarang. Nah, mulai dari situ daerah itu namanya Bambu Kuning. Saya pun dulu masuk dalam kelompok tani Pak Rusdiali, itu kenapa saya tahu asal muasalnya," ujarnya.
Selang beberapa waktu keberadaan api abadi ini terlupakan oleh Pemkot. Begitu pula niatan untuk menjadikan lokasi tersebut sebagai obyek pariwisata pun hilang dengan sendirinya. Akhirnya, tepatnya di awal 2006 lalu, keberadaan api abadi kembali didengungkan, karena Samarinda ditunjuk sebagai tuan rumah PON XVII.
Februari 2007 lalu api Pekan Olahraga Wartawan Nasional (Porwanas) IX di Samarinda diambil dari api abadi ini. "Daripada ambil api dari provinsi lain, kan lebih bagus ambil langsung dari Samarinda," kata Plt Kabag Humas Samarinda HM Faisal.
Jalan menuju api abadi itu terbilang rumit, selain lokasinya yang berada di bawah jurang, jalannya pun terjal dan banyak kelokan yang membuat bingung. Bisa-bisa tersesat di hutan belantara.
Warga sekitar tak banyak yang pernah melihat langsung api abadi di sana. Suparno misalnya, ia hanya mendengar bahwa di daerahnya ada api abadi yang dipakai untuk PON. "Kami hanya dengar-dengar, katanya ada api yang tidak pernah padam. Biar panas atau hujan tidak pernah padam, setiap hari nyala. Saya lihatnya kalau malam saja, dari jarak jauh bisa juga kelihatan kalau malam. Belum, belum pernah lihat langsung ke sana," aku Suparno.
Jilatan api berasal dari dalam tanah jelas terlihat di banyak tempat. Dari lereng bukit hingga ke atas. Uniknya, tumbuh-tumbuhan di sekeliling api itu berada, tidak ada satupun yang mati atau kering oleh panasnya api. Malah yang terjadi sebaliknya, tumbuhan tampak subur menghijau di sana.
Ditutupi Koran
Betapa bahagianya Nanang dan Saidi, panitia penyambutan Api Pekan Olahraga Nasional (PON) XVII tatkala berhasil membuat api yang diambil langsung dari tempat api abadi di daerah Bambu Kuning, Sungai Tempurung, Samarinda Utara tetap menyala.
Keduanya pun tak lagi peduli meski nama mereka tak tercatat sebagai pembawa api PON pada prosesi arakan-arakan, Selasa (1/7) kemarin. "Yang ada dalam pikiran saya bagaimana membuat api ini tetap menyala. Waktu saya lihat yang memegang adalah anak kecil dan tak bisa mengamankan, ya langsung saya ambil. Saya selamatkan, saya tutupi pakai koran biar tetap nyala sepanjang jalan. Di jalan kan banyak angin, makanya apapun saya lakukan biar api PON tetap nyala. Saya sama Pak Saidi terus menjaga api PON tetap nyala," tutur Nanang, Selasa (1/7).
Panitia penyambutan api PON menyiapkan dua lentera yang telah disulutkan api PON untuk berjaga-jaga jika dalam perjalanannya obor api PON padam. Tak hanya itu, campuran minyak sayur dan minyak tanah pun disiapkan untuk tetap membuat api menyala. Ini pun terbukti, bahkan saking kuatnya angin, api yang dalam lentera pun padam.
"Untungnya ada obor yang satunya, apinya tetap nyala sepanjang jalan. Alhamdulillah api yang di obor satunya tak padam, karena benar-benar kami jagai, diselamatkan betul-betul," kata Saidi. Penyalaan api PON dinilai keduanya tak sekadar seremonial, tapi jauh dari itu ada makna yang dalam, yakni sebuah kesuksesan.
Prosesi penyalaan api PONdilakukan oleh Walikota Achmad Amins dan diserahkan kepada Plt Gubernur Syaiful Teteng, lalu diarak dengan mobil menuju GOR Segiri untuk selanjutnya diarak keliling mengitari wilayah Samarinda oleh 130 pemuda yang terdiri dari 13 regu.
Setiap regu mewakili 13 kabupaten/ kota. Usai diarak keliling, api diinapkan di rumah jabatan walikota di Jl S Parman, dan Rabu (2/7) ini diterbangkan ke Tarakan. Esok harinya diterbangkan lagi ke Balikpapan dan pada pembukaan PON tanggal 5 Juli akan dinyalakan di Stadion Utama Palaran.(sumber:tribunkaltim)
"Karena di sana banyak pohon bambu kuning," jawab Suparno, salah seorang warga di sekitar Sungai Tempurung. Dulu, sekitar tahun 1980-an ada seorang Ketua Kelompok Tani bernama Rusdiali. Untuk membedakan areal sawahnya dengan milik kelompok tani lain, Rusdiali menancapkan pohon bambu kuning di sana. "Sampai akhirnya banyak seperti sekarang. Nah, mulai dari situ daerah itu namanya Bambu Kuning. Saya pun dulu masuk dalam kelompok tani Pak Rusdiali, itu kenapa saya tahu asal muasalnya," ujarnya.
Selang beberapa waktu keberadaan api abadi ini terlupakan oleh Pemkot. Begitu pula niatan untuk menjadikan lokasi tersebut sebagai obyek pariwisata pun hilang dengan sendirinya. Akhirnya, tepatnya di awal 2006 lalu, keberadaan api abadi kembali didengungkan, karena Samarinda ditunjuk sebagai tuan rumah PON XVII.
Februari 2007 lalu api Pekan Olahraga Wartawan Nasional (Porwanas) IX di Samarinda diambil dari api abadi ini. "Daripada ambil api dari provinsi lain, kan lebih bagus ambil langsung dari Samarinda," kata Plt Kabag Humas Samarinda HM Faisal.
Jalan menuju api abadi itu terbilang rumit, selain lokasinya yang berada di bawah jurang, jalannya pun terjal dan banyak kelokan yang membuat bingung. Bisa-bisa tersesat di hutan belantara.
Warga sekitar tak banyak yang pernah melihat langsung api abadi di sana. Suparno misalnya, ia hanya mendengar bahwa di daerahnya ada api abadi yang dipakai untuk PON. "Kami hanya dengar-dengar, katanya ada api yang tidak pernah padam. Biar panas atau hujan tidak pernah padam, setiap hari nyala. Saya lihatnya kalau malam saja, dari jarak jauh bisa juga kelihatan kalau malam. Belum, belum pernah lihat langsung ke sana," aku Suparno.
Jilatan api berasal dari dalam tanah jelas terlihat di banyak tempat. Dari lereng bukit hingga ke atas. Uniknya, tumbuh-tumbuhan di sekeliling api itu berada, tidak ada satupun yang mati atau kering oleh panasnya api. Malah yang terjadi sebaliknya, tumbuhan tampak subur menghijau di sana.
Ditutupi Koran
Betapa bahagianya Nanang dan Saidi, panitia penyambutan Api Pekan Olahraga Nasional (PON) XVII tatkala berhasil membuat api yang diambil langsung dari tempat api abadi di daerah Bambu Kuning, Sungai Tempurung, Samarinda Utara tetap menyala.
Keduanya pun tak lagi peduli meski nama mereka tak tercatat sebagai pembawa api PON pada prosesi arakan-arakan, Selasa (1/7) kemarin. "Yang ada dalam pikiran saya bagaimana membuat api ini tetap menyala. Waktu saya lihat yang memegang adalah anak kecil dan tak bisa mengamankan, ya langsung saya ambil. Saya selamatkan, saya tutupi pakai koran biar tetap nyala sepanjang jalan. Di jalan kan banyak angin, makanya apapun saya lakukan biar api PON tetap nyala. Saya sama Pak Saidi terus menjaga api PON tetap nyala," tutur Nanang, Selasa (1/7).
Panitia penyambutan api PON menyiapkan dua lentera yang telah disulutkan api PON untuk berjaga-jaga jika dalam perjalanannya obor api PON padam. Tak hanya itu, campuran minyak sayur dan minyak tanah pun disiapkan untuk tetap membuat api menyala. Ini pun terbukti, bahkan saking kuatnya angin, api yang dalam lentera pun padam.
"Untungnya ada obor yang satunya, apinya tetap nyala sepanjang jalan. Alhamdulillah api yang di obor satunya tak padam, karena benar-benar kami jagai, diselamatkan betul-betul," kata Saidi. Penyalaan api PON dinilai keduanya tak sekadar seremonial, tapi jauh dari itu ada makna yang dalam, yakni sebuah kesuksesan.
Prosesi penyalaan api PONdilakukan oleh Walikota Achmad Amins dan diserahkan kepada Plt Gubernur Syaiful Teteng, lalu diarak dengan mobil menuju GOR Segiri untuk selanjutnya diarak keliling mengitari wilayah Samarinda oleh 130 pemuda yang terdiri dari 13 regu.
Setiap regu mewakili 13 kabupaten/ kota. Usai diarak keliling, api diinapkan di rumah jabatan walikota di Jl S Parman, dan Rabu (2/7) ini diterbangkan ke Tarakan. Esok harinya diterbangkan lagi ke Balikpapan dan pada pembukaan PON tanggal 5 Juli akan dinyalakan di Stadion Utama Palaran.(sumber:tribunkaltim)
Comments
Post a Comment
Silahkan Masukan Komentar dangkita..
:::Cara mengirim komentar anda harus mempunyai account google atau url web/blog lainnya ( seperti wordpress, dll ).
:::Jika anda tidak memiliki account google atau url web/blog, maka anda dapat mengirimkan komentar anda dengan memilih pengguna "Anonymouse"