Segah-Kelay Tercemar

Ada enam sungai di Kaltim dinyatakan tercemar. Dari enam sungai tersebut, Sungai Kelay dan Segah di Berau, juga masuk dalam hasil penelitian yang dilakukan Badan Pengelola Dampak Lingkungan Daerah (Bapelda) Kaltim 2006-2007. Salah satu sumber pencemaran tersebut, aktivitas tambang batu bara.

Sungai yang ada di tujuh daerah di Kaltim disebutkan terjadi pencemaran sebagai imbas maraknya aktivitas tambang batu bara. Pencemaran diduga kuat akibat limbah organik/domestik, serta erosi berskala besar di daerah resapan air. Dari enam sungai yang ada di Kaltim termasuk Segah-Kelay di Berau.

Wakil Ketua Komisi III DPRD Berau Ahmad Rijal mengaku, hasil penelitian yang dilakukan Bapelda Kaltim, sungguh mengejutkan. Padahal, selama ini warga asyik mengonsumsi air sungai dan berbagai keperluan lain. Termasuk, air baku PDAM juga bersumber dari dua sungai tersebut. ”Ini perlu disampaikan kepada masyarakat,” kata Rijal.

Khusus Kelay dan Segah, berdasarkan hasil penelitian Bapedalda Kaltim, disebutkan indeks pencemaran yang terjadi di Sungai Kelay dan Segah antara 1,71 – 8,58 persen. Sedangkan parameter tidak terpenuhi seperti Disolve Oxygen (DO) alias oksigen terlarut, pH (derajat keasamaan), Fosfat, Nitrat dan BOD.

Salah satu sumber pencemaran yang disebutkan, dari aktivitas tambang batu bara, menurut Rijal, apakah aktivitas penambangan batu bara, termasuk lokasi penumpukan (stock pile) apakah sudah memenuhi syarat. Termasuk., pemuangan air limbah ke sungai dari lokasi tambang batu bara tersebut. ”Ini perlu dikaji,” kata Rijal.

Bagaimanapun, menurutnya, untuk Berau merupakan kewenangan Bapelda Berau untuk memberikan penjelasan kepada masyarakat. Sebab, dampaknya, justru masyarakat yang paling merasakan. ”Langkah apa yang harus ditempuh, sehingga masyarakat bisa terhindar dari dampak pencemaran tersebut,” kata Rijal.

Yang jelas, pemberitaan yang menyebutkan Segah dan Kelay tercemar, Bapelda harus menjelaskan kepada masyarakat. Sebab, ia yakin hasil penelitian Bapelda Berau juga ada. ”Hasil penelitian itu, harus dipaparkan dan dibuka kepada masyarakat, jangan sampai ini berlarut-larut sementara dampaknya terus dinikmati yang bisa berpengaruh pada kesehatan dan kehidupan masyarakat,” tandasnya.

Comments