Terkendala Cuaca, Pengusaha Sulit Penuhi Target

Sejak pemerintah mulai merealisasikan pembangunan sejumlah mega proyek, permintaan batu-bata di Berau ikut mengalami lonjakan. Ratusan ribu batu-bata diperlukan setiap harinya. Sayang, pengusaha batu-bata di daerah ini justru kewalahan memenuhi pesanan pelanggannya.

 


TENYATA faktor cuaca menjadi penyebab utama. Sejumlah pengusaha mengaku kesulitan memenuhi pesanan pelanggannya karena musim hujan mengganggu proses produksi mereka.


Warga Berau yang menekuni usaha pembuatan batu-bata cukup banyak. Mereka umumnya warga asal Jawa Timur, yang membuka usaha di daerah pinggiran kota Berau, seperti di sepanjang ruas jalan Lebanan, serta Teluk Bayur.


Salah satu pengusaha batu-bata ternama di Berau adalah Paimin. Paimin yang perantauan asal Jatim itu, memilih lokasi usaha di sekitar Pondok Pesantren Al Ikhsan.


Kemarin, Paimin baru saja melepas tutup plastik batu-bata yang baru dicetak-nya. Siang itu sinar matahari sangat terik, sehingga Paimin memanfaatkan situasi itu untuk menjemur hasil cetakan batu-batanya. Pengeringan, merupakan salah satu proses yang harus dilakukan sebelum batu-bata dibakar lalu dipasarkan.


Kendati permintaan batu-bata dari kalangan kontraktor proyek meningkat, Paimin, sejauh ini tidak melayani permintaan dalam bentuk kontrak khusus dengan kalangan kontraktor proyek tertentu. Padahal, tidak jauh dari usaha pembuatan batu-batanya sebuah mega proyek milik pemerintah tengah dibangun yakni fasilitas kolam renang, pesar induk, serta instalasi air bersih.


saya tidak ada kontrak dengan perusahaan,”akunya.


Meskipun tidak menjalin kontrak khusus, Paimin tetap saja kecipratan rezeki dari maraknya proyek pemerintah di Berau. Dengan sekali produksi sekitar 10 ribu biji batu-bata, tidak sulit bagi Paimin untuk memasarkannya. Biasanya, pembeli ada yang langsung datang ke lokasi pembuatan batu-bata miliknya atau minta diantarkan.


 


 



Harga pasaran batu-bata di Berau dewasa ini sekitar Rp750 per biji, itu bila bila batu-bata-nya diterima di tempat. Sedangkan, kalau pembeli mengambil sendiri di lokasi pengolahan harganya lebih miring sekitar Rp 680 per biji-nya. (mps)

Comments