Produksi Kedelai 2008 Harus Digenjot

Dinas Pertanian dan Peternakan (DPP) Berau akan menggenjot produksi kedelai pada tahun 2008. Baik menambah areal maupun menyiapkan bibit kedelai bagi petani. HM Nanang, Kepala DPP menegaskan, langkah tersebut diambil untuk mengantisipasi lonjakan harga kedelai. Dengan menggenjot peningkatan produksi, Berau kembali mampu mencatatkan sebagai pemasok kedelai terbesar di Kalimantan Timur, terutama memenuhi kebutuhan Berau.

Dengan begitu pengusaha tahu dan tempe dapat terbantu dalam meningkatkan usahanya. "Kita akui, produksi kedelai pada 2007 menurun dibandingkan dengan 2006. Naiknya harga kedelai di pasaran baru dirasakan, meski stok kedelai kita masih mencukupi untuk memasok luar daerah," ungkap Nanang, kemarin (29/1). Nanang menambahkan, pemerintah meminta untuk menggenjot produksi kedelai.

Langkah menggenjot kenaikan produksi kedelai ini sebenarnya sudah dipikirkan sejak akhir 2007. Yakni setelah melihat produksi yang turun, sementara kebutuhan cukup besar. "Sayangnya, sebelum program ini dijalankan, harga kedelai sudah lebih dulu meroket," bebernya.

Padahal, lanjut dia, Berau memiliki lima lokasi sebagai sentra pertanian kedelai yakni di Kecamatan Batu Putih, Talisayan, Biatan, Kelay serta Kecamatan Tabar. "Dana pengembangan lahan kedelai akan diusulkan, baik pengadaan bibit kedelai serta memprogramkan penyuluhan untuk meningkatkan SDM para petani,”sahutnya.

Ia menyebut, total produksi kedelai di Berau sejak tahun 2004 dengan luas areal pertanian 824 ha, mencapai 920 ton.

Produksi 2005 justru lebih besar, yakni 1.729 ton dengan luas areal produksi kedelai mencapai 1.191 ha. Begitu pula yang terjadi pada 2006 dengan total produksi sebanyak 1.655 dengan luas areal pertanian 1.137 ha.

Namun pada 2007 lalu yang hanya mampu memproduksi kedelai hanya sebesar 717 ton di luas lahan pertanian 734 ha.

Soal penyebab turutnya produksi kedelai ditahun lalu itu, Nanang menyebutkan ada beberapa faktor. Di antarannya tahun lalu harga jual kedelai masih rendah yang berkisar Rp3 ribu hingga Rp3.500 per kilogramnya. Juga dipengaruhi adannya permainan tengkulak yang memborong kedelai dengan harga semurah-murahnya, dan menjualnya dengan harga semahal-mahalnya.

Faktor lainnya dipengaruhi banyaknya peluang usaha diwilayah sentra perkebunan kedelai yang beralih profesi sebagai tenaga kerja perusahaan perkebuan. “Dari hasil survei dilapangan tercatat lebih 900 orang petani yang beralih profesi. Tidak hanya di perkebunan, namun juga di sejumlah perusahaan lainnya,” sebut Nanang.

Comments

  1. kapan pertanian/sayur-sayuran di galakkkan lebih intensif....di berau tercinta. benih sayuran cap panah merah sudah tersedia di berau..

    ReplyDelete

Post a Comment

Silahkan Masukan Komentar dangkita..

:::Cara mengirim komentar anda harus mempunyai account google atau url web/blog lainnya ( seperti wordpress, dll ).
:::Jika anda tidak memiliki account google atau url web/blog, maka anda dapat mengirimkan komentar anda dengan memilih pengguna "Anonymouse"