KEGUGURAN dapat terjadi pada setiap wanita. Sehingga tidak heran jika calon-calon ibu cemas akan nasib kehamilannya. Abortus atau keguguran disebabkan banyak faktor. Contohnya saja, calon ibu mengalami anemia (kekurangan darah), faktor genetik, kurang hormon, kelainan DNA, tokso, trombosis atau pembekuan darah, dan stres berlebih. Proses kehamilan dimulai saat sel telur dibuahi sperma, kemudian berkembang menjadi embrio, dan menjadi janin yang tertanam dalam rahim. Jika embrio tidak dapat bertahan, maka embrio tersebut akan luruh dan keluar.
Keadaan ini dikenal dengan keguguran. Trombosis ditandai dengan darah membeku secara berlebihan, sehingga aliran darah ke janin terhambat. Akibatnya, janin tidak mendapat suplai makanan dan oksigen, luruh, dan akhirnya keluar dari rahim.
Jika ditinjau secara teknis, terapi trombosis ini tidaklah rumit. Tersedia 2 jenis terapi, yakni menyuntikkan Nadroparine Ca pada perut bagian atas, mengkonsumsi aspirin yang berbentuk pil, dan dapat menggabungkan kedua cara tersebut. Tergantung kadar gangguan trombosis dan kebutuhan individunya.
Terapi ini dilakukan tiap hari sampai kualitas keenceran darah yang dibutuhkan si calon ibu terpenuhi. Biasanya terjadi saat melahirkan atau di masa seminggu menjelang persalinan.
Namun, perlu diwaspadai efek samping penggunaan terapi trombosis, yakni terjadinya pendarahan. Karena itu, disarankan dokter, selama menjalani terapi, pasien diharapkan dapat berhati-hati agar terhindar dari kecelakaan yang nantinya akan menimbulkan pendarahan. Dan jangan lupa untuk sering kontrol ke dokter.
Beberapa kiat untuk menjaga kehamilan yang sehat:
1. Memerhatikan gizi si calon ibu.
2. Menjaga berat badan selama kehamilan, di atas 12--15 kg (minimal).
3. Melakukan pemeriksaan ultrasonografi (USG), yang berfungsi untuk memantau keadaan dan perkembangan janin.
4. Melakukan screening test yang dianjurkan ginekolog.
5. Kontrol secara rutin ke dokter kandungan.
Keadaan ini dikenal dengan keguguran. Trombosis ditandai dengan darah membeku secara berlebihan, sehingga aliran darah ke janin terhambat. Akibatnya, janin tidak mendapat suplai makanan dan oksigen, luruh, dan akhirnya keluar dari rahim.
Jika ditinjau secara teknis, terapi trombosis ini tidaklah rumit. Tersedia 2 jenis terapi, yakni menyuntikkan Nadroparine Ca pada perut bagian atas, mengkonsumsi aspirin yang berbentuk pil, dan dapat menggabungkan kedua cara tersebut. Tergantung kadar gangguan trombosis dan kebutuhan individunya.
Terapi ini dilakukan tiap hari sampai kualitas keenceran darah yang dibutuhkan si calon ibu terpenuhi. Biasanya terjadi saat melahirkan atau di masa seminggu menjelang persalinan.
Namun, perlu diwaspadai efek samping penggunaan terapi trombosis, yakni terjadinya pendarahan. Karena itu, disarankan dokter, selama menjalani terapi, pasien diharapkan dapat berhati-hati agar terhindar dari kecelakaan yang nantinya akan menimbulkan pendarahan. Dan jangan lupa untuk sering kontrol ke dokter.
Beberapa kiat untuk menjaga kehamilan yang sehat:
1. Memerhatikan gizi si calon ibu.
2. Menjaga berat badan selama kehamilan, di atas 12--15 kg (minimal).
3. Melakukan pemeriksaan ultrasonografi (USG), yang berfungsi untuk memantau keadaan dan perkembangan janin.
4. Melakukan screening test yang dianjurkan ginekolog.
5. Kontrol secara rutin ke dokter kandungan.
istri saya hampir keguguran, usia hamilnya 11 minggu,
ReplyDeletekemarin mengeluarkan percikan darah kurang lebih 3 tetes gitu....dari daerah kewanitaan. namun sudah tidak ada lagi keluar darahnya.
sudah konsul ke dokter kandungan, katanya peluang 50% kegagalan dan keberhasilannya.. saya minta sarannya...
trimakasih
Saya hamil anak pertama?...dari istri ke 5. Sy ini perokok,peminum,dan pemakai barang haram. Obat-obatan narkotika. Apa jika anak sy lahir,dia akan sehat-sehat aja atau ada kelaenan nantinya. Tlg bantu saya,dok. Dan sy juga seneng dng kucing. Apakah sy positif terkena penyakit virus kucing? Terima kasih
ReplyDeleteDa
mengapa ada wanita yang cepat hamil ppasca keguguran dan ada yang lambat?tolong dijelaskan!
ReplyDelete