Dayak,Daya' adalah nama suku asli yang mendiami Pulau Kalimantan.
Sejarah
Ada banyak pendapat tentang asal-usul orang Dayak. Sejauh ini belum ada yang sungguh memuaskan. Pandapat umumnya menempatkan orang Dayak sebagai salah satu kelompok suku asli terbesar dan tertua yang mendiami pulau Kalimantan. Gagasan (penduduk asli) ini didasarkan pada teori migrasi penduduk ke Kalimantan. Bertolak dari pendapat itu, diduga nenek moyang orang Dayak berasal dari beberapa gelombang migrasi.
Gelombang pertama terjadi kira-kira 1 juta tahun yang lalu tepatnya pada periode Intergasial-Pleistosen. Kelompok ini terdiri dari ras Australoid (ras manusia pre-historis yang berasal dari Afrika). Pada zaman Pre-neolitikum, kurang lebih 40.000-20.000 tahun lampau, datang lagi kelompok suku semi nomaden (tergolong manusia moderen, Homo sapiens ras Mongoloid). Penggalian arkeologis di Niah-Serawak, Madai dan Baturong-Sabah membuktikan bahwa kelompok ini sudah menggunakan alat-alat dari batu, hidup berburu dan mengumpulkan hasil hutan dari satu tempat ke tempat lain. Mereka juga sudah mengenal teknologi api. Kelompok ketiga datang kurang lebih 5000 tahun silam. Mereka ini berasal dari daratan Asia dan tergolong dalam ras Mongoloid juga. Kelompok ini sudah hidup menetap dalam satu komunitas (rumah panjang?) dan mengenal tekhnik pertanian lahan kering (berladang). Gelombang migrasi itu masih terus berlanjut hingga abad 21 ini. Teori ini sekaligus menjawab persoalan: mengapa suku bangsa Dayak memiliki begitu banyak varian baik dalam bahasa maupun karakteristik budaya.
Dayak pada masa kini
Dewasa ini suku bangsa Dayak terbagi dalam enam rumpun besar, yakni Kenyah-Kayan-Bahau, Ot Danum, Iban, Murut, Klemantan dan Punan. Keenam rumpun itu terbagi lagi dalam kurang lebih 405 sub suku.
Meskipun terbagi dalam ratusan sub suku, kelompok suku Dayak memiliki kesamaan ciri-ciri budaya yang khas.
Ciri-ciri tersebut menjadi faktor penentu apakah suatu sub suku di Kalimantan dapat dimasukkan ke dalam kelompok Dayak. Ciri-ciri tersebut adalah rumah panjang, hasil budaya material seperti tembikar, mandau, sumpit, beliong (kampak Dayak); pandangan terhadap alam, mata pencaharian (sistem perladangan), dan seni tari.
Menurut Prof. Lambut dari Univesitas Lambung Mangkurat, secara etnologis, maka manusia Dayak haruslah dibagi menjadi :
Dayak Mongoloid
Dayak Malayunoid
Dayak Autrolo-Melanosoid
Dayak Heteronoid
Tanah Dayak
Tanah Dayak adalah sebutan untuk bagian tengah Kalimantan Tengah yaitu DAS Kapuas-Murung dan DAS Kahayan (Palangkaraya, Pulang Pisau, Gunung Mas dan Kabupaten Kapuas). Zaman pemerintahan Hindia Belanda dahulu daerah ini merupakan Afdeeling Dajaklandeen (Afdeeling Tanah-tanah Dayak) yang merupakan wilayah adat suku Dayak Ngaju. Karena itu jika hanya disebutkan Dayak saja, maka identik dengan suku Dayak Ngaju. Seperti juga sebutan Batak berarti suku Batak Toba maupun sebutan Toraja berarti Tana Toraja.
Sejarah
Ada banyak pendapat tentang asal-usul orang Dayak. Sejauh ini belum ada yang sungguh memuaskan. Pandapat umumnya menempatkan orang Dayak sebagai salah satu kelompok suku asli terbesar dan tertua yang mendiami pulau Kalimantan. Gagasan (penduduk asli) ini didasarkan pada teori migrasi penduduk ke Kalimantan. Bertolak dari pendapat itu, diduga nenek moyang orang Dayak berasal dari beberapa gelombang migrasi.
Gelombang pertama terjadi kira-kira 1 juta tahun yang lalu tepatnya pada periode Intergasial-Pleistosen. Kelompok ini terdiri dari ras Australoid (ras manusia pre-historis yang berasal dari Afrika). Pada zaman Pre-neolitikum, kurang lebih 40.000-20.000 tahun lampau, datang lagi kelompok suku semi nomaden (tergolong manusia moderen, Homo sapiens ras Mongoloid). Penggalian arkeologis di Niah-Serawak, Madai dan Baturong-Sabah membuktikan bahwa kelompok ini sudah menggunakan alat-alat dari batu, hidup berburu dan mengumpulkan hasil hutan dari satu tempat ke tempat lain. Mereka juga sudah mengenal teknologi api. Kelompok ketiga datang kurang lebih 5000 tahun silam. Mereka ini berasal dari daratan Asia dan tergolong dalam ras Mongoloid juga. Kelompok ini sudah hidup menetap dalam satu komunitas (rumah panjang?) dan mengenal tekhnik pertanian lahan kering (berladang). Gelombang migrasi itu masih terus berlanjut hingga abad 21 ini. Teori ini sekaligus menjawab persoalan: mengapa suku bangsa Dayak memiliki begitu banyak varian baik dalam bahasa maupun karakteristik budaya.
Dayak pada masa kini
Dewasa ini suku bangsa Dayak terbagi dalam enam rumpun besar, yakni Kenyah-Kayan-Bahau, Ot Danum, Iban, Murut, Klemantan dan Punan. Keenam rumpun itu terbagi lagi dalam kurang lebih 405 sub suku.
Meskipun terbagi dalam ratusan sub suku, kelompok suku Dayak memiliki kesamaan ciri-ciri budaya yang khas.
Ciri-ciri tersebut menjadi faktor penentu apakah suatu sub suku di Kalimantan dapat dimasukkan ke dalam kelompok Dayak. Ciri-ciri tersebut adalah rumah panjang, hasil budaya material seperti tembikar, mandau, sumpit, beliong (kampak Dayak); pandangan terhadap alam, mata pencaharian (sistem perladangan), dan seni tari.
Menurut Prof. Lambut dari Univesitas Lambung Mangkurat, secara etnologis, maka manusia Dayak haruslah dibagi menjadi :
Dayak Mongoloid
Dayak Malayunoid
Dayak Autrolo-Melanosoid
Dayak Heteronoid
Tanah Dayak
Tanah Dayak adalah sebutan untuk bagian tengah Kalimantan Tengah yaitu DAS Kapuas-Murung dan DAS Kahayan (Palangkaraya, Pulang Pisau, Gunung Mas dan Kabupaten Kapuas). Zaman pemerintahan Hindia Belanda dahulu daerah ini merupakan Afdeeling Dajaklandeen (Afdeeling Tanah-tanah Dayak) yang merupakan wilayah adat suku Dayak Ngaju. Karena itu jika hanya disebutkan Dayak saja, maka identik dengan suku Dayak Ngaju. Seperti juga sebutan Batak berarti suku Batak Toba maupun sebutan Toraja berarti Tana Toraja.
Coba komentar
ReplyDeletestay punx a life
ReplyDeleteTerusin dong bro.. asyik tuh so tambahkan pic yg dulu-dulu
ReplyDeletemas, aku pengen belajar wordpress, tapi kok susah ya..???
ReplyDeleteni lagii blogger aja, btw tukeran link gitu naikin PR gag????
thx,.,.